Agustus 2017

Sabtu, 12 Agustus 2017

Bising


Selama hidup, ada banyak banget suara. Kebanyakan datang dari mulut orang-orang yang sebenarnya ga punya jasa dan kontribusi apa pun untuk hidup aku. Mereka cuma bisa merecoki.

Cara aku hidup. Cara aku senang-senang. Cara aku menyikapi kesedihan. Cara aku bermimpi. Cara aku mewujudkan mimpi. Prinsip yang aku pegang. Jalan hidup yang aku pilih. Keputusan yang aku ambil. Hal-hal yang aku yakini. Mereka mengomentari banyak hal.

Dulu suara-suara itu aku dengar dan aku pikirkan. Bikin hidup aku berat padahal nyatanya ga seberat itu. Bikin aku pusing, padahal aku tahu apa yang harus aku lakukan. Sampai akhirnya aku memutuskan untuk menutup kuping dan cuma dengar diri aku sendiri. Dan rasanya lebih tenang. Pikiran lebih jernih. Positif aja bawaannya. Lalu aku pun tahu kalau selama ini suara-suara dari luar bikin aku ga bisa dengar suara aku sendiri. Padahal yang aku butuhkan cuma itu.

Sekarang, aku ga peduli sama apa pun yang orang bilang. Selama aku yakin bahwa hal itu baik dan bikin aku happy, aku ga akan berhenti.

Kata Adriano Qolbi, ga ada orang yang sukses karena dengerin saran orang lain. Ya, aku setuju.

Dan orang-orang yang (terlalu) banyak komentar itu ternyata ga ada apa-apanya buat hidup aku. Cuma kebetulan lewat dan ikut nimbrung, terus pergi gitu aja. Tapi orang-orang itu, yang ada (meski tidak selalu) dalam keadaan terburuk, terbaik, terhancur, tercemerlang, terlemah, terkuat, apa pun itu, hadir dan mendukung aku tanpa banyak komentar-komentar ga perlu, tanpa harus bikin aku tuli sama suara aku sendiri, eksis untuk mendukung dan menerima apa pun hasil dan keadaanku, adalah orang-orang penting yang akan ada dalam daftar orang-orang berjasa dalam hidup aku.

Rabu, 02 Agustus 2017

Mars Met Venus Part Cowok


Cowok dan cewek. Dua mahluk yang saling bertolak belakang. Namun untuk itulah mereka ada. Untuk kemudian bersama dan saling memahami sifat masing-masing.

Kelvin dan Mila adalah sepasang kekasih yang sudah 5 tahun berpacaran dan berencana menikah. Sebelum menikah, mereka membuat vlog yang menceritakan hubungan mereka. Di situlah muncul masalah yang selama ini mereka simpan masing-masing.

Sudah beberapa kali menonton film karya Hadrah Daeng Ratu dan kayaknya gue jatuh cinta sama cara dia bercerira. Ringan dan asyik. Film ini meskipun terkesan ribut namun asyik buat dinikmati.

Di part cowok ini, difokuskan pada sudut pandang cowok. Tentang bagaimana mereka memandang perempuan dan sebuah hubungan.

Kehangatan persahabatan antara Kelvin dan keempat sahabatnya (Cameo Project) adalah kekuatan film ini. Mereka sukses membuat gue tertawa. Tektoknya kena. Jarang yang miss. Ga melulu lucu, namun juga mereka berhasil membuat gue tersentuh di satu scene yang meskipun ujungnya ketawa juga. Haduhhhh.

Permasalahan cinta yang menjadi fokus film ini pun patut untuk disimak. Bagaimana gue jatuh cinta sama aktingnya Ge Pamungkas dan Pamela Bowie, yang sejujurnya gue agak kurang suka kalau Ge dan Pam akting. Namun di film ini, keduanya mampu mematahkan anggapan gue selama ini. Mereka aktor yang keren. Ada satu scene di mana gue merinding dan harus memberi hormat pada Ge. Oh gue hampir menangis. Dan mereka pasangan yang sangat klik. Romantisnya, unyunya, dan berantemnya pas. Gue suka!

Kelemahan film ini adalah gue merasa masalah yang harusnya susah untuk diselesaikan bisa selesai dengan sangat mudah. "Yah, gini doang." Gue sampai bilang gitu dalam hati. Tapi itu ga ada apa-apanya dibandingkan perjalanan film ini sejak awal yang membuat gue tertawa terbahak-bahak, tersenyum manis, hingga termenung hampir menangis

Oke. Scene favorit gue adalah adegan angkot. Reza Nangin selalu berhasil mencuri perhatian gue sejak film Cinta Tapi Beda. Dan begitu pula di film ini.

"Gue hapal lekuk muka dia. Gue bisa gambar wajah dia sambil merem. Tapi gue ga bisa gambar dia lagi nangis, karena gue ga bisa membayangkan dia nangis."

8/10