Segenggam Harapan
Lelah.
Rasanya dia ingin berhenti saja dari perjalanan meraih mimpi. Semangat yang
dulu membara kini sirna tak bersisa. Terkikis kecewa yang sering melanda.
Putus
asa. Tak ada lagi setitik cahaya yang selama ini menuntun langkah payahnya
menuju tujuan besarnya. Semuanya pupus. Kegelapan. Dan hilang semua harapan.
Tak tahu arah. Merasa mimpi-mimpi itu takkan bisa terjamah.
Mati
saja. Dia rasa itu akan lebih baik. Setelah mati, ia akan hidup bersama
mimpi-mimpinya yang telah terlebih dahulu terbunuh. Bersama di keabadian. Walau
resikonya dia akan tetap terabaikan.
Namun di
senja itu, di taman belakang sebuah gedung sekolah yang begitu megah, ia hanya
ingin menangis. Rasa sesak yang melesaknya