Mahahumoris
Hari ini, kebahagiaan diturunkan begitu banyak. Meskipun tak sedikit yang kecewa. Tapi hidup harus berlanjut. Semoga bahagiamu bertahan lama, kekecewaanmu lekas berganti tawa.
Hari ini, satu takdir Tuhan diberitahukan. Sebuah gambaran akan di bawa ke mana hidup kita nanti. Setahun yang lalu aku merasakannya. Bagaimana satu hal yang sangat merubah hidupku, sekaligus membunuh banyak mimpiku.
Pengumuman SNMPTN. Tahukah bahwa sebelum hari H, aku berharap bahwa aku tidak akan lulus. Aku malu dengan pilihanku. Bukan karena terlalu muluk (meskipun memang muluk), tapi karena pilihanku tidak sesuai dengan apa yang selalu aku impikan. Aku malu, terlebih pada diriku sendiri.
Dulu, setiap ditanya ingin jadi apa aku nanti, aku selalu tegas menjawab "Aku ingin jadi dokter hewan!". Tapi bahkan aku tidak mengusahakan hal itu dengan menjadikannya pilihan pertama.
Makanya, setiap ditanya apa yang aku pilih untuk SNMPTN, aku tidak pernah menjawab. Aku bilang, kalau lolos, kalian akan tahu. Kalau tidak, ya kalian tidak akan pernah tahu. Pernah sekali aku memberitahu pilihanku, orang itu tertawa meremehkan. Sinta sinta, sadar diri kamu siapa.
Lalu tiba pada hari pengumuman. Pukul 4 sore waktu itu. Aku kesulitan mengakses internet. Aku minta temanku mengecek hasilnya. Sialnya, saat itu aku berharap aku diloloskan. Aku tahu itu tidak mungkin. Tapi sangat tidak mungkin aku lulus melalui tes tulis. Aku tidak sepintar teman-temanku.
Beberapa menit kemudian, temanku bilang bahwa aku lolos. Aku diterima. Aku tertegun sejenak. Bingung harus melakukan apa. Dan juga tidak percaya. Temanku mencoba meyakinkan dengan mengirimkan capture-an. Baru aku percaya saat itu. Refleks langsung memeluk nenek yang berada di sampingku. Dan aku menangis. Bahagia sekaligus sakit hati.
Teman-teman memberikan semangat. Lewat telepon, sms, twitter, dan facebook. Mereka akhirnya tahu akan pilihanku.
Aku tidak mungkin menyia-nyiakan apa yang banyak orang susah payah usahakan. Dan aku menerimanya. Menjalaninya. Meskipun resikonya, mimpi yang selalu kugadang-gadangkan akhirnya pupus.
Tapi toh aku tidak boleh egois. Orangtuaku hanya punya aku untuk dijadikan harapan. Mereka bahagia, pun denganku. Terimakasih Tuhan, kau membuatku menjadi anak yang setidaknya pernah membuat kedua orangtuaku menangis bahagia.
Setahun berlalu. Hari ini aku sudah mempunyai 75 adik tingkat baru. Adik kelas SMAku dikabarkan ada yang mengikuti jejakku. Senang rasanya. Ditambah teman satu komunitas fans juga lolos.
Aku juga senang, di timeline twitter dan facebook banyak yang mengucap syukur atas nikmat yang diterimanya hari ini. Selamat ya!
Untuk yang belum berhasil, selamat juga! Karena kalian akan puny perjuangan yang lebih menantang, lebih seru. Percayalah, euforia memasuki jenjang perguruan tingginya akan lebih greget.
Dan untuk semuanya, semangat selalu! Ingat, Tuhan mahahumoris. Apa pun yang diberikannya, tertawa sajalah. Itulah mengapa aku seringkali menertawakan diriku sendiri. Karena Tuhan juga sering mengajakku bercanda.