Juni 2015

Sabtu, 20 Juni 2015

Abang [ part 3 ]


Palembang, 2000

Abang adalah dewa. Dan Lana adalah pemujanya.

Abang sudah diperbolehkan pulang ke rumah setelah enam hari dirawat di rumah sakit. Kondisi Abang sudah jauh lebih baik sekarang. Tapi masih perlu banyak istirahat. Belum bisa ikut Lana ke lapangan untuk bermain bola. Kakinya masih agak sakit kalau dipakai berjalan, kepalanya masih dibalut perban.

Selasa, 16 Juni 2015

Abang [ part 2 ]


Palembang, 2000

Wajah Abang tampan, seperti David Beckham. Siapa bilang Abang cuma tampan? Kalau Lana bilang Abang seperti David Beckham, itu artinya Abang juga jago bermain sepakbola.

Sore itu, Lana keluar mengendap-endap dari dalam rumah. Tidak mau ketahuan Ibu kalau dirinya hendak pergi ke lapangan untuk bermain sepakbola bersama teman-teman. Ibu tidak suka kalau Lana main sepakbola. Katanya, sepakbola hanya untuk anak laki-laki. Padahal, kalau dibandingkan dengan Fabian, jelas Lana lebih jago bermain sepakbola.

Jumat, 12 Juni 2015

Abang [ part 1 ]


Palembang, 2000

Lana sering sekali bertanya pada Ayah dan Ibu, mengapa Lana harus jadi anak yang pertama? Mengapa tidak jadi yang kedua saja? Kan Lana jadi bisa punya Kakak. Lana iri pada teman-temannya yang punya kakak. Lana ingin diantar jemput ke sekolah oleh Kakak. Lana mau pekerjaan rumahnya dibantu oleh kakak. Lana bosan sendirian di rumah. Tidak ada yang menemaninya bermain boneka. Ibu sibuk membuat kue-kue pesanan tetangga. Ayah baru pulang ketika malam datang. Itulah mengapa ia lebih sering berada di luar rumah. Bermain sepakbola di lapangan, mengejar layangan, atau hanya menonton kartun di rumah Fabian-sahabatnya sejak masih balita.