Coretan Sang Pengagum Hujan
Selalu bersyukur pada Tuhan. Karena kuasa-Nya yang sungguh besar, Dia bisa menciptakan berbagai keindahan.
Aku menyukai semua ciptaan Tuhan. Terutama Hujan.
Pernah merasa benci pada hujan? Pernah mencibir hujan? Pernah merasa terganggu akan kedatangan hujan? Pernah berfikir bahwa hujan selalu membawa sial? Dan, rentetan pertanyaan itu akan ku jawab YA.
Aku tak munafik, bahwa sebelum aku begitu menyukai hujan, aku sangat benci hujan.
Ah, hujan selalu membuatku pilek dan demam, akhirnya aku merepotkan mama.
Hujan selalu menjebakku bersama Tukang Es kelapa muda setiap pulang sekolah. Karena orang yang menjemputku terlambat.
Hujan selalu membuatku kedinginan. Dan akhirnya, aku harus berselimut di kamar.
Hujan selalu menakutkanku. Karena kedatangannya selalu mengundang petir dan badai.
Hujan selalu merenggut kebahagiaanku. Karena tiap hujan datang, aku selalu dilarang bermain keluar rumah bersama kawan-kawanku.
Lihat! Hujan begitu menyebalkan, kan?
Tapi, kalian juga harus tahu, ternyata hujan sungguh adalah ciptaan Tuhan yang begitu baik dan menyenangkan.
Hujan membuatku pilek dan demam, karena dia ingin menunjukan betapa besarnya cinta mama padaku. Saat aku pilek dan demam, mama pasti menemaniku tidur, mengompres keningku, memasak bubur ayam, membuatkanku pisang goreng, dan membelikan semua yang aku mau. Dan, pada saat itu, untuk pertama kalinya, aku mengucapkan "Terimakasih hujan!"
Hujan menjebakku di Warung Es Kelapa muda, karena hujan tahu, pemuda yang ku suka selalu menunggu jemputannya di warung es kelapa itu. Hei, tahukah kalian, saat aku berbincang-bincang dengan Mas penjual es kelapa muda, mataku selalu mencuri pandang padanya. Dan, mataku selalu menangkap keadaannya yang sedang membaca komik Naruto. Oh iya, suatu hari aku juga pernah tertangkap basah sedang menatapinya. Aku menunduk. Malu. Dan, di dalam hati aku berkata "Hujan, kau membuatku senang!"
Hujan membuatku kedinginan? Tidak. Justru hujan membuat kita hangat. Tentu saja. Saat hujan datang, kita akan mengambil jaket atau selimut untuk menyelubungi tubuh kita. Dan alhasil, kita merasa hangat. Lalu akhirnya aku berkata "Hujan, kau membuatku nyaman!"
Hujan menakutkan? Salah besar. Hujan mengundang petir dan badai karena dia patuh pada Tuhan. Tuhan memerintahkan pada hujan, agar dia menegur semua mahluk di muka bumi yang sempat khilaf dan lupa pada Tuhan. Aku berdecak. "Sungguh baik kau hujan!"
Hujan merenggut kebahagiaanku karena aku tak dapat bermain dengan kawan-kawanku. Ah, bodoh! Justru hujan menciptakan kebahagiaan yang lebih besar. Karena saat aku tak bisa keluar rumah, aku dengan leluasa menghabiskan waktu di rumah. Aku bisa bercengkrama dengan mama dan papa. Aku bisa bermain game. Aku bisa menonton film The Lord Of The Rings. Aku bisa mendengarkan lagu 'Sempurna' dari Gita Gutawa sambil menyesap susu coklat. Aku bisa menulis. Aku bisa melakukan semua kegemaranku. Lalu ku katakan pada Hujan "Aku sayang Hujan"
Well, hujan memang selalu terkesan jahat dan menyebalkan. Tapi, lihatlah dari sisi lain. Dari sisi yang lebih baik. Dan dari sisi itulah, hujan bukan hanya terkesan baik dan menyenangkan, tapi sungguh hujan memang ciptaan Tuhan yang sangat baik dan menyenangkan.
Aku menyukai hujan.
Aku mengagumi hujan.
Aku menyayangi hujan.
Aku mencintai hujan.
Terimakasih hujan!
*
Bandung Barat, 16-juli-2011.
Sinta Banget.