Pemuda Hitam

Jumat, 18 Mei 2012

Pemuda Hitam


Pemuda Hitam


Aku benci hitam
Hitam yang kelam, gelap, dan keras.
Aku lebih suka jingga
Jingga yang selalu jadi pelengkap senja.
Aku lebih suka merah
Merah yang ceria, merah yang menyenangkan.
Aku lebih suka hijau
Dia teduh.
Lalu memangnya, aku bisa apa?
Saat kau datang dan memberiku satu-satunya warna yang kau punya,
Hitam…
Tak bisakah kau menghadiahkanku warna yang lain?
Abu-abu mungkin.
Seperti mendung sebelum hujan.
Atau biru?
Seperti langit selepas hujan.
Aku hanya ingin kau berhenti menghitamkan dirimu sendiri.
Wahai pemuda hitam!

***

Puisi pembuka kisah klasik yang lain. semoga masih ada puisi-puisi yang akan tercipta untuk dan karenamu, Pemuda Hitam!

Bandung Barat, 19 mei 2012

Sinta Nurwahidah