Hitam Yang Memerah
Kau pasti bertanya-tanya mengapa aku selalu cerewet ketika kau lupa membawa obat.
Atau mengapa aku selalu merajuk saat kau melupakan jam makan siangmu.
Kau pasti bingung setiap kali aku mengingatkanmu untuk mengerjakan PR fisika.
Mendengus kesal setiap kau mengumpat pengawas ujian yang galak.
Sama seperti aku yang selalu bertanya, mengapa kau selalu berusaha menjadi merah muda di hadapanku.
Kembali menghitam saat berada di duniamu.
Aku juga bingung, mengapa kau bersusah payah mengubah rumput menjadi sebiru laut.
Sudahlah!
Biarkan pertanyaan itu tak pernah terjawab.
Menikmati setiap warna yang kita toreh bersama.
Karena sehitam apa pun dirimu, kau masih tetap mampu memerahkan pipiku.
***
Bandung Barat, 23 mei 2012
Atau mengapa aku selalu merajuk saat kau melupakan jam makan siangmu.
Kau pasti bingung setiap kali aku mengingatkanmu untuk mengerjakan PR fisika.
Mendengus kesal setiap kau mengumpat pengawas ujian yang galak.
Sama seperti aku yang selalu bertanya, mengapa kau selalu berusaha menjadi merah muda di hadapanku.
Kembali menghitam saat berada di duniamu.
Aku juga bingung, mengapa kau bersusah payah mengubah rumput menjadi sebiru laut.
Sudahlah!
Biarkan pertanyaan itu tak pernah terjawab.
Menikmati setiap warna yang kita toreh bersama.
Karena sehitam apa pun dirimu, kau masih tetap mampu memerahkan pipiku.
***
Bandung Barat, 23 mei 2012