Belajar Terbang
“Aku ingin belajar terbang pada kupu-kupu, burung dan angin seperti Kesatria. Tapi tidak hancur oleh tipu daya bintang jatuh. Sebenarnya aku ini apa.”
Lima tahun lalu, setelah saya membaca serial pertama Supernova yaitu Kesatria, Putri, Bintang Jatuh, saya menulis kalimat di atas. Dengan tekad yang memang benar-benar bahwa saya ingin bisa terbang.
Minggu kemarin banyak yang saya lewatkan. Yang paling menyedihkan salah satunya adalah idola saya, Rin Hermana harus close mic di sepuluh besar Stand Up Comedy Indonesia Kompas TV. Sudah lama tidak merasakan sedihnya idola tereliminasi. HUP. Jadi,
Rin Hermana ini adalah komika dari Padang. Meskipun dia sudah malang melintang di dunia stand up comedy Indonesia, saya baru lihat penampilan dia di SUCI show pertama. Saat itu dia membawakan materi tentang Al. Dan saya langsung jatuh cinta. Pada semuanya. Materinya, cara dia bicara, cara dia act out, dan cara dia menertawakan materinya yang kadang absurd -,,-
Setelah malam itu, ga pernah ada alasan untuk saya tidak menonton dan menikmati penampilan Rin. Setiap minggunya, Rin selalu menampilkan performa yang baik. Apalagi waktu battle sama Kamaludin, sampai akhirnya muncul #KamaluRin di twitter.
Ketika tahu bahwa Rin yang close mic, saya kaget! Ga percaya juga. Bohong kali ah. Masa close mic sih???? Rin kan kerennn! Pasti terjadi konspirasi (?).
Pagi tadi, saya baru sempat nonton penampilan Rin di Youtube. Dan kesedihan saya semakin dalam karena menyadari bahwa penampilan Rin malam itu memang lain. Lain sekali. Tidak sebaik biasanya. Apalagi di menit-menit awal. Saya hanya tertawa keras di bit beli keong seribu harus mikir-mikir. HUP.
Kemudian saya menonton tayangan saat Rin diumumkan close mic. Saya bisa lihat semua finalis kaget. Ardit saya lihat sampai berlutut karena menyangka Kamal lah yang akan close mic. Tapi ternyata bukan.
Saya kesal! Kenapa sih Rin ga dikasih kesempatan lagi buat memperbaiki semuanya? Saya kesal karena ga bisa lihat idola saya lagi di panggung SUCI! Tapi kemudian saya ditenangkan oleh ungkapan Rin dalam VT, “Close mic memang bukan tujuan semua finalis. Tapi close mic adalah terbang menuju panggung berikutnya.”
Saya tertegun. Terbang? Saya teringat kepada saya yang juga ingin bisa terbang, ingin belajar terbang. Pagi tadi, Rin memberikan pelajaran pertama tentang bagaimana caranya terbang. Rin bukan kupu-kupu, burung atau angin. Tapi dia tahu betul caranya terbang. Saya belajar darinya bahwa jatuh adalah jalan untuk bisa terbang. Kita tidak akan pernah bisa terbang, tanpa terjatuh. Maka, jatuhlah sedalam-dalamnya, dan kau akan terbang setinggi-tingginya. Melintasi bima sakti dan meledak bahagia.
Untuk Rin, idola saya! Kau baru saja terjatuh dari panggung SUCI. Tapi saya yakin, di panggung lain, yang lebih besar, lebih tinggi, lebih megah, kau akan terbang! Sukses selalu!
Betewe, saya akan sangat rindu dengan sapaan “malam guys!” hehe