Tujuh

Rabu, 07 September 2016

Tujuh




Karena waktu yang berjalan cepat, terlalu cepat. Gue masih sangat ingat bagaimana dulu ketika mendapat kabar bahwa gue diterima di Fakultas Kedokteran Gigi, gue langsung memeluk nenek, orang yang berada paling dekat saat itu, yang sayangnya sekarang dia justru berada di tempat yang sangat jauh, tempat itu bernama surga.

Dokter gigi tidak pernah masuk dalam daftar cita-cita gue dari kecil. Tapi dengan segala kerandoman gue yang entah kenapa pilih jurusan itu, gue akhirnya ada di sini sekarang. Memasuki semester 7, yang itu artinya gue sudah tua (padahal OMG gue ga ingin tua, gue ingin kayak Peter Pan. Bawa gue ke Neverland dong!!!), gue menjadi angkatan paling tinggi di kampus (tapi tetap merasa ga ada apa-apanya), gue sudah harus memikirkan skripsi, dan sebentar lagi gue bakalan menangani manusia, bukan cuma phantum. WADAW.

Masih jelas di benak gue wajah orang yang pertama gue taksir di kampus, kakak tingkat gue yang super berprestasi. Ga ada apa-apanya dibandingin gue. Tapi gue ga peduli. Dia idola gue. Dan, cuma jabat tangan sama dia aja bisa-bisanya bikin gue meledak bahagia-,,- Kakak idola gue itu sekarang udah jadi dokter, dan dia masih jadi idola gue. Kadang gue mikir, gue mengidolakan banyak orang, tapi ada ga ya yang ngidolain gue? HAHAHA.

Gue masih hapal bagaimana praktikum yang di mana setiap mata kuliah atmosfernya beda-beda. Ada praktikum yang di labnya gue bebas mau ketawa kenceng, jumpalitan, ngerjain tugas sambil gosip-gosip yang membuat semua orang menghujat karena berisik. Ada praktikum yang di labnya harus kalem banget. Ngomong sedikit aja ga boleh. Tertekan banget pokoknya. Dan di lab-lab itu, ga jarang gue gagal. Disuruh ngulang, ketinggalan, dimarahin, bolak-balik ruang acc sampai dosennya bosen dan acc kerjaan gue, nangis karena kelamaan ngantri, nangis karena ada yang nangis (orangnya emang suka ikut-ikutan), dan banyak hal lain lagi yang bikin gue kuat.

Gue tahu betul bagaimana rasanya masih bisa bikin bahan presentasi aja udah syukur. Ya, yang dari asalnya bikin bahan bener-bener, sampai udah ga punya waktu lagi buat baca ulang dan siap-siap presentasi. Tutor yang bahkan pernah seminggu 4 kali. Bikin power point, flipchart, makalah, buku harian (?). Dengan segala kelemahan gue yang paling susah buat begadang, gue bisa melewati semuanya. Tutor jadi hal yang sangat menyenangkan karena anggota tutornya yang ga bisa diem, bahkan ketika temennya presentasi (emang kami sulit menghargai orang:(). Dan jadi hal menyeramkan ketika dapat dosen tutor yang galak, sampai pengen nangis kalau udah dimarahin :(

Gue ga pernah lupa sama ujian-ujian yang datang menyerang (?). Yang ga pernah ada jadwalnya, suka-suka dosen aja. Yang satu mata kuliah bisa ampe ujian berkali-kali. Ada CBT, ujian manual (?), SOCA, ujian praktikum. Yang dulu seminggu sebelum ujian SOCA aja udah hectic, sampai kemaren besoknya SOCA, gue masih bisa main sampai malam (JANGAN DITIRU!). Ujian praktikum yang biasanya dikasih tahu dulu, sampai yang mendadak dan bikin gue harus berlari-lari nyari korek yang sialnya waktu itu lagi ramadhan dan kantin tututp-,,- Ujian yang gue pernah telat sejam, tapi dengan segala keberuntungan ini gue masih bisa ikut ujian._.

Gue selalu ingat sama keceriaan yang ada tiap kali gue ikut acara-acara di kampus. Dari acara Inagurasi : Gala Geligi yang masih sangat cupu._., Porsenang 2014 gue ikut pawai jadi Nene, tapi dianggapnya Siro, anjingnya Sinchan-,,- PPM di Tasik di mana gue jadi tukang bersih-bersih WC dan tukang ojek :( Yang pas mau pulang, malam-malam banyak anak-anak pinggir jalan dadah-dadah :( Porsenang 2015 gue ikut pawai dan jadi pemain debus dengan kostum hitam-hitam kayak pendekar, ga pakai alas kaki, sementara yang lain jadi peri pakai pita warna-warni, mahkota cantik :( dan yang terakhir Porsenang 2016, (terpaksa) jadi panitia, pulang malam setiap hari, komentator futsal, bola dan badminton paling kontroversial, jadi pj Pawai yang isinya kebodohan semua, gue jadi pemburu babi-,,- Jadi huba-huba. Yeah! Kontribusi gue untuk angkatan hanya sebatas jadi orang bodoh. Tapi betapa gue menikmati segala kebodohan itu.

Dan masih kerasa banget bagaimana sebulan kemaren gue menjalani KKN yang sudah gue tuliskan panjang lebar di postingan sebelumnya. Yang meskipun sulit, tapi ternyata semuanya berubah jadi hal yang lucu. Ya, seperi kata Ernest, kadang hidup perlu ditertawakan. Kalau kesulitan terus menerus datang, nikmatilah dan tertawakanlah.

Sekarang, gue sudah semester 7. Kata orang, ga ada yang berubah dari gue. Bahkan kalau gue bilang gue masih SMA, masih ada aja yang percaya. Gue percaya setiap orang berubah, sedikit atau banyak. Begitu juga gue, meskipun gue juga sadar ga banyak yang berubah dari gue. Dan mungkin akan begitu selamanya.

Yang jelas, gue jadi semakin kuat. Gue yang dulu sering ngeluh tanpa melakukan apa-apa, sekarang gue masih suka ngeluh, tapi gue tetep lakuin hal yang gue keluhkan. HAHA. Membuang kebiasaan mengeluh memang sangat sulit. Beberapa tahun dari sekarang semoga gue akan semakin kuat sampai akhirnya gue ga bisa lagi mengeluh. Karena rintangan yang udah nunggu gue nanti akan semakin besar dan sulit. UP, skripsi, sidang, koas, test UKDGI, dan masih banyak lagi. Enam semester yang udah gue lalui mungkin hanya setahi lalat dibandingkan rintangan nanti. Tapi tahi lalat itu penting sekali bagi hidup gue, sama pentingnya dengan organ-organ yang lain. Persis kayak tahi lalat di jidat gue. Kalau suatu hari dengan terpaksa gue kehilangan tahi lalat gue, gue ga akan jadi Sinta Nurwahidah atau Snap yang sama lagi.

Untuk semester tujuh yang gue yakin akan berliku, buatlah gue jatuh yang benar-benar jatuh, karena gue akan lantas bangkit tanpa ragu.

4 komentar :

Komentari