Sukajadi, Suka Sejadi-jadinya
Satu hal yang Snap takutkan ketika bertemu orang baru di lingkungan baru adalah apakah mereka akan menerima Snap, tidak merubah Snap jadi orang lain. Ketakutan itulah yang datang ketika di akhir semester 6 kemarin Snap diwajibkan untuk mengikuti KKN (Kuliah Kerja Nyata). Entah beruntung atau tidak, Snap KKN di sebuah desa di Purwakarta. Beruntungnya karena Purwakarta tidak terlalu jauh, tidaknya adalah desa yang Snap dapat ternyata jauh dari keramaian. Sebuah desa bernama Sukajadi yang untuk sampai di sana, harus melewati beberapa tanjakan, turunan, pepohonan, sawah, dua sungai besar mengalir deras, dua jembatan yang kalau diseacrh di google bakalan muncul berita jembatan itu pernah amblas-,,- Sebuah desa yang ternyata memberi Snap banyak hal.
Ketakutan itu tiba-tiba hilang ketika di hari pertama Snap
sampai di rumah, Snap sudah mengeluarkan sifat ular (licik), yaitu ketika Snap
mengambil dua kasur busa hasil perselisihan dengan para lelaki dan kipas angin
paling besar untuk menunjang kenyamanan Snap dan teman-teman sekamar tidur.
Lima teman sekamar yang tanpa janjian tapi seakan punya radar untuk memilih
kamar yang sama; Tami, Yaya, Eva, Rina dan Rahma. Yang kupikir mereka wanita
baik-baik dan lugu, tapi ternyata ular juga. Sampai akhirnya, kamar kami pun
dinamakan Gudang Ular. Kenapa gudang? Karena emang udah kayak gudang. Pengap,
tidak berjendela, barang berserakan tanpa aturan, sampai akhirnya muncul sarang
laba-laba. Tapi anehnya kami betah banget berada di kamar itu. Tidur paling
awal, bangun paling akhir. Abis mandi kemudian tidur lagi. Tidur siang tidak
pernah terlewat. Segala hal kalau bisa kita lakukan di dalam kamar. Terimakasih
kepada Niko (kipas angin besar) yang selalu setia menemani siang malam, tengok
kiri kanan, demi agar kami berenam tidak kepanasan, meskipun suaranya membuat
telinga kesakitan, tapi lama kelamaan kami mulai nyaman, apalagi suara Niko
ternyata bisa menyamarkan suara kami yang sedang gosipin orang._.
Seminggu pertama menjalani KKN Snap stress. Kayak semuanya benar-benar
sulit. Pasar dan mini market jauh. Kendaraan Cuma motor pinjaman dari desa yang
lebih sering mogoknya L
Kamar mandi Cuma satu yang mengakibatkan kita berduapuluhsatu harus mengantri
dan itu pun airnya kotor. Hal itulah yang membuat Snap malas mandi (meskipun
emang aslinya juga malas sih kalau mandi), dan memutuskan untuk berpura-pura
mandi (keularan Snap yang lain) yang akhirnya ketahuan dan membuat Snap
akhirnya mendapatkan award perempuan terjorok. IH! Belum lagi listrik yang
sering mati. Dan Sukajadi panas sekali ya ampun ga kuat. Ampe pengen nangis dan
marah-marah. Oh iya, satu lagi yang bikin Snap stress adalah ketidakjelasan
kegiatan di awal-awal KKN. Kegiatan Cuma jalan-jalan nyari rumah petinggi desa.
Dan kegiatan jalan-jalan itu dilakukan berulang kali, sementara jalanan desa
itu menanjak. Selain jalan-jalan, kegiatan Snap hanya tidur siang, makan kwaci,
main ke sungai Cikao, main monopoli yang dilakukan hanya dua kali dan langsung
membosankan, main ABC lima dasar dan Snap menang dan mewarnai buku mewarnai
untuk dewasa. Untung banget Snap bawa buku mewarnai itu, yang bikin Snap ga
terlalu bingung mau ngapain dan tidak membosankan.
Stress itu akhirnya bikin penyakit Snap kambuh, dan si
Pisang Goreng datang menjenguk di hari keenam. Sangat cupu, tapi Snap butuh dia
teramat sangat. Dia bawa Snap ke dokter, kemudian bawa Snap jalan-jalan melihat
keramaian, dan yang paling penting sih makan sate maranggi. Snap sudah tidak
stress lagi setelah dijenguk. Apalagi besoknya, Snap diberi motor yang membuat Snap
bisa jalan-jalan, berkunjung ke teman-teman yang KKN di desa lain, dan Snap
bisa sering ke minimarket. Alhamdulillah sejenak bisa ngadem.
Selain karena dijenguk dan dapat motor, stress berkurang
juga karena mulai ada kejelasan apa yang harus dilakukan. Snap dan 5 teman dari
jurusan kesehatan yang lain ditunjuk untuk merancang program penyuluhan. So
happy! Akhirnya bisa ketemu anak-anak! Tapi persiapan penyuluhan itu sangat
amat melelahkan. Mikirin teknisnya. Berdebat panjang lebar. Bikin medianya.
Ngebagi orang-orang yang cocok untuk anak umur sekian. Dan banyak hal lainnya.
Ada dua sekolah yang akan diberikan penyuluhan, yang
menghabiskan waktu 3 hari untuk itu. Sekolah pertama Snap menyuluh anak kelas 3
dan 4. Beberapa anak ada yang udah kenal: Sembi sama Yuda. Mereka berdua teman
main ke sungai._. Sangat senang karena mereka antusias tapi tidak rusuh.
Penyuluhan hari pertama lancar.
Hari kedua, pindah ke SD yang lain. Dan karena waktu di SD
sebelumnya Snap yang dominan bicara dan kalau bicara Snap terlalu bersemangat,
belum lagi kalau di rumah memang kerjaannya berteriak-teriak._. Suara Snap
serak L
Untungnya masih bisa ngomong depan anak-anak. Hari itu lagi-lagi Snap yang
mendominasi bicara. Curang karena Snap selalu jadi anak kesehatan sendiri L Untungya hari itu Tami
dan Rezha mau ikut mendongeng bersama. Di situlah Tami bertemu cinta pertamanya
(?), Restu. Di situ juga ada Afif, kesayangan Snap tapi waktu itu ga sadar ada
dia._.
Hari ketiga penyuluhan, Snap dengan tim yang masih sama
mendapatkan kelas 1 dan itu pusingnya minta ampun. Awalnya mereka tidak
antusias. Tapi lama kelamaan jadi super antusias, apalagi saat disuruh ngangkat
tangan. Ada yang sampai naik ke meja. Sampai akhirnya Tami menyulap kami semua
jadi pisang. Anak-anak waktu disuruh baris tuh pada ga mau, giliran dibilang
“ayo pisangnya baris!” mereka menurut. Apa coba??!!! Tapi sangat senang. Karena
mereka sangat lucu.
Penyuluhan selesai, dan ternyata masih ada pembinaan Dokter
Cilik. Meskipun ga terlalu banyak berkontribusi, karena waktu pelatihan pun, Snap
malah ke kelas sebelah dan ngajar di sana._. Tapi itu tetap aja capek.
Belum selesai sampai situ, kegiatan Snap tambah dengan
kegiatan mengajar di madrasah. Akhirnya Snap dan teman-teman punya kegiatan
rutin setiap hari, jadi kita ga bingung dengan kegabutan-kegabutan yang sangat
amat menyebalkan. Mengajar membuat jam tidur siang Snap mundur satu jam. Tapi
itu ga ada apa-apanya dibandingkan kesenangan Snap melihat anak-anak madrasah
yang lucu, polos, bawel, dan kadang nyebelin-,,- Snap kebagian ngajar di kelas
1 bareng Yaya. Kelas dengan murid paling banyak, masih pada kecil-kecil, susah
diatur, bawel, hampir setiap hari suka ada yang berantem dan nangis. Pusing L Untungnya amunisi
pengajar bertambah Tari dan Ajeng. Kadang, kalau pengajar kurang, Snap
memperpanjang jam mengajar di kelas 4 yang anak-anaknya udah pada gede, tapi
bawelnya malah makin nambah dan udah mulai genit ga ngerti lagi. HUP.
Ga cukup Cuma ngajar di madrasah, Snap juga ngajar les. Bukan inisiatif atau apa, tapi emang anaknya
minta sendiri. Dan masa iya mau ditolak. Lagipula senang kokkk seharian bertemu
anak-anak. Di les, Snap ngajar bahasa inggris. Kadang matematika dibantu Tari. Jason
dan teman-teman yang lain juga kadang suka ikut-ikut ngajar. Karena kalau
sendiri Snap kewalahan. Apalagi menghadapi bawelnya Lutfi. Tempat tidur geng
kongsi berubah menjadi tempat les tiap jam 4.
Segala kegiatan itu ternyata
bikin Snap capek. Apalagi ditambah main bola atau main ke sungai. Semua
hal itu bikin Snap seneng dan ga stress. Tapi selain ga boleh stress, Snap juga
ga boleh capek. Memang lemah L
Akhirnya Snap sakit lagi. Saat itu ga bilang sama Pisang Goreng. Tahu banget
dia bakalan khawatir dan ga mau juga kelihatan lemah dan ringkih di depan semua
orang sampai-sampai harus ditengokin lagi. Akhirnya Snap pergi ke rumah sakit
tanpa sepengatahuan Pisang Goreng dengan diantar Rezha yang hari itu menjelma
jadi kebapakan sekali. HAHA.
Dan dua kali ke rumah sakit ga membuat Snap berubah jadi
diam. Tidak mengerti kenapa hiperaktif sekali. Snap malah semakin menjadi-jadi.
Berkat teman-teman semua yang mau menerima segala keularan, kebisingan,
kerusuhan, kejorokan, dan kekanak-kanakan Snap. Meskipun mungkin dalam hati ada
juga yang kesal. Tapi siapa suruh ga bilang. Walaupun kalau bilang, belum tentu
Snap bakalan berubah. YA ALLAH L
KKN yang dulu Snap berharap untuk ditiadakan pun berubah
jadi hal yang amat menyenangkan. Di tengah kondisi yang serba sulit, Snap masih
bisa ketawa, masih bisa melucu, masih bisa berbodoh-bodoh ria, dan bukan Cuma
Snap yang seperti itu, semuanya juga. Kayak emang semua hal bisa jadi
superlucu. Panas yang membuat kipas angin berserakan di mana-mana. Ada Niko,
Sekai, sama Oka. Mereka jadi bagian dari kita. Banyak nyamuk dan lalat yang
membuat Chandra jadi sangat amat hits dengan raket nyamuknya. Belum cukup, dia
juga pakai obat nyamuk elektrik dan oles-oles lotion anti denggi. Gudang super
pengap dan panas yang buat orang-orang penasaran karena ular-ular betah banget
di dalam sana. Beberapa orang masuk dan ternyata memang nyaman (apalagi buat
bergosip). Sampai ada yang numpang tidur siang._. Tembok kekuasaan ular, sampai
kalau ada yang bersandar di tembok itu kita suka cemburu, dan kalau ada yang
mau bersandar di situ, orang-orang minta izin dulu (ular posesif). Ritual
menelepon yang membuat orang-orang menyingkir jauh. Ada yang ke saung, ke
sawah, sampai naik pohon mangga. Sementara Snap telepon berteriak-teriak di
rumah pagi-pagi sampai diusir._. Saung yang jadi markas kedua setelah rumah
tiba-tiba dibongkar setengah sama Bapaknya entah karena apa, dan kita semua
kelabakan._. Jajanan yang selalu kwaci bisa jadi teman mengobrol paling enak
karena awet dan ada usaha buat makannya._. Kamar mandi yang makin lama makin
sempit karena banyak ember. Baknya yang makin sulit untuk diambil airnya karena
banyak botol-botol sabun dan shampoo yang disimpan di sana. Perlu usaha lebih
untuk bisa mengambil air pakai gayung. Apalagi kalau lagi pipis atau puppy.
Puppy yang saling mengantri. Membuat kita saling membaui aroma masing-masing.
Beli es krim Aice yang supermurah tapi enak itu. Yang jualan jauh, tapi kita
beli tiap hari. Sampai akhirnya warung dekat rumah jualan Aice dan kita bisa
beli Aice sampai berkali-kali dalam sehari. Tapi anehnya ga pernah bosan.
Sampai Snap menantang Badru dan Jason untuk tidak saling bicara seharian, dan
yang kalah harus beliin Aice. Snap ular, maka Snap menang. Shalat berjamaah di
mesjid dengan imam yang udah kita hapal banget dia mau baca surat pendek apa.
Maghrib dan Isya sama, shubuh beda. Pasar malam yang sepi tapi kita tetap
senang waktu naik salah satu wahana. Nasi uduk yang superenak ga ngerti lagi,
hampir tiap pagi selalu ada orang yang sarapan nasi uduk. Karokean pake
youtube. Lagu dangdut, Cjr, Jepang sampai mandarin. Masak yang udah kayak mau
hajatan. Dan kontribusi Snap hanya sebatas iris-iris bawang, ulek ulek cabai,
potong-potong tempe (betapa bosan Snap dengan tempe ih ga ngerti). Foto Nikita
Willy di kamar mandi dan uang dua ribu di jendela kamar mandi, atas ide Snap.
Supaya mandinya ga kesepian (?). Serta banyak lagi kelucuan lain yang terjadi.
Snap bersama dua puluh orang ajaib lainnya.
Foto sebelum berangkat. Profnya pengen foto. Padahal yang lain udah naik bis dan udah disuruh buru-buru pergi :(
Penampakan gudang ular. Ini pencitraan. Aslinya seperti gudang. Ini abis diberesin. Sedetik kemudian ada yang tidur dan hancurlah kerapihan itu. Tempat paling nyaman untuk tidur dan bergosip._.
Niko dan tumpukan-tumpukan barang gudang. Dulu dia masih ganteng dan bersih. Kuat banget jagain kita siang dan malam.
Niko setelah sebulan kami pekerjakan. Jadi jelek :( Tapi Snap sayang banget sama Niko.
Sore-sore, mendung. Di gudang sempit, kami main ABC lima dasar. Cupu memang. Tapi kami bahagia. Ketawa ampe seisi rumah negur jangan kenceng-kenceng. Tapi kami ga bisa dan terus saja tertawa. Snap menang! Jelas! Orang ABC 5 dasar dari nama-nama artis.
Main ke sawah deket rumah. Si bodoh paling belakang kerjaannya bikin kolam pakai kakinya yang besar.
Main ke sungai Cikao sama anak-anak yang kalau lihat air bawaannya pengen buka baju. Maaf porno._.
Penyuluhan pola hidup sehat dan cara merawat gigi.
Geng kelas 3 dan 4 tanpa Pak Jokowi ._.
Geng kelas 4 penggemar ikan Jason dan Joni.
Geng pisang rajin sikat gigi.
Jajaran ketua geng pisang.
Snap mendongeng._.
Geng Dokcil
Geng dokter besar (?)
Alhamdulillah, di KKN bisa mewujudkan mimpi jadi dokter hewan sekaligus ratu ular.
Geng cerdas cermat kelas 1 dan 2.
Geng laporan, geng rapat, dan geng modul yang ga pernah bisa serius.
Pak Haji dan Ibu-ibu Haji.
Pasukan Madrasah
Geng madrasah bersama ibu madrasah. Ini di hari perpisahan. Kita semua menangis. LEMAH :(
Perpisahan sama anak madrasah. Maafkan tidak pakai kerudung karena ini udah di rumah dan anak-anak madrasah ternyata pada datang ke rumah :(
Fida dan Afif. Anak kelas 1 dan 4 madrasah kesayangan akuuu.
Geng les. Walau sedikit, tapi mereka selalu semangat dan cukup memusingkan.
Les pertama dan muridnya banyak. wkwk
Geng drama musikal alakadarnya. Yang mau nari-nari sama aku di depan banyak orang. Yang rela latihan malam-malam gelap-gelap digigit nyamuk. Uhhhh sukaaaa.
Rombongan piknik. Yeah. Kita piknik sekali aja. Itu pun jadi terpisah antara geng avanza dan geng kijang berlari kencang. Ini foto sebelum terpisah._.
Yang lain ke dufan, para ular main ke pasar malam aja senengnya. Walaupun harus berdebat panjang lebar dulu karena kita berenam awalnya mau pergi tanpa cowok. Akhirnya kita pun pergi dengan dua ajudan yang ga kami ajak foto._.
Geng ular penghuni gudang ular. Kenapa kami disebut ular? Karena kami terlihat baik dan lugu, tapi ternyata sangat licik seperti ular._.
Tami.
Si kecil serba bisa. Tami bisa masak apa aja, dan enak. Tami bisa masak nasi
yang ga matang waktu dimasak di rice cooker._. Tami bisa tidur dengan posisi
terlentang dan tanpa gerakan apa pun, sementara Snap bisa berputar ratusan
derajat ke kanan, ke kiri. Bahkan pernah kepala sampai di pintu. Tami bisa beresin kamar yang superberantakan
bekas ular-ular tidur._. Tami bisa reparasi kipas angin (super salut). Tami
bisa menyendiri dan tidak melakukan apa pun dalam waktu yang lama di saung. Sementara
Snap tidak bisa. Minimal ngomong sendiri lah. HUP. Tami ‘disayangi’ sama
anak-anak kecil yang cowok, sementara anak-anak kecil itu ga ada sopan-sopannya
sama aku-,,- Tami teman segeng Gudang Ular, geng madrasah, dan geng pisang.
Eva. Eva adalah tipe perempuan yang Snap iri. Cantik tapi
tidak merasa dirinya cantik, tinggi, putih, baik, lembut, tidak pecicilan.
Kupikir aku tidak akan cocok berteman dengan perempuan seperti Eva, karena
emang sebelumnya Snap tidak pernah punya teman yang begitu. Tapi dengan segala
keluguan Eva, kelucuan dia kalau lagi ngomong, protes-protes dia kalau diulari,
Snap bisa sangat cocok. Eva adalah teman perempuan pertama yang menemani Snap
main di sungai bersama anak-anak. Kupikir Eva akan jijik dan malas main ke
sungai, ternyata enggak. Dia mau lari-larian ngejar anak-anak. Eva juga mau
jadi gila dengan menjadi pisang bersama geng pisang, meskipun dia tetap
kelihatan cantik. Eva sering pergi sama pacarnya, imbasnya ke kita. Dia kalau
pulang suka bawa makanan. Yang paling berkesan sih kwaci. Eva orangnya
penyayang bangeettt. Apalagi sama anak-anak. Dia adalah orang pertama yang
menangis di perpisahan menangis. Membuat kita semua ikut menangis. HUP. Eva
adalah teman segeng Gudang Ular, geng madrasah, dan geng pisang.
Rina. Ustazah sensual. Dia rajin ngaji, ketua geng madrasah,
temenannya sama Ibu madrasah, tapi suka goda-godain lelaki. HAHA. Dia punya
usaha tahu bulat, namanya Rina bulat. Sudah buka cabang di Jakarta. Keuntungan
sampai bermilyar-milyar. Rina masih main game Snake. High scorenya 5000. Rina
tidur paling lama. Dia udah mandi bisa langsung tidur lagi. Dia banyak yang
telepon. Setiap hari ada aja yang telepon dia. Dan dia bisa mengobrol lewat
telepon hingga berjam-jam, sampai ngungsi jauh ke saung atau ke sawah. Rina
orang paling bawel kalau kamar udah berantakan. Tapi Snap seakan tidak peduli L Rina adalah teman
segeng Gudang ular, dan geng madrasah.
Rahma. Termake up sesukajadi. Rahma punya banyak sekali alat make up yang Snap ga tahu :( Setiap malam dia selalu membagi-bagikan larutan (?) pembersih muka, masker, dan pembersih kaki (apa itu namanya ya._.) Yang paling Snap salut dari Rahma adalah dia bisa mengobrol dengan orang-orang yang Snap ga bisa, dan dia bisa melakukan itu sampai berjam-jam. Rahma pendengar yang baik soalnya. Kalau Snap, denger cerita yang kalau orang ceritanya tanpa ekspresi bisa tidur :( Rahma jago masak. Suka bikinin kita teh._. Piringnya Rahma kecil, jadi kalau makan sedikit. Itu kok bisa kenyang ya? Sekarang Rahma sudah di Korea. Uhhh susah kalau kangen :( Rahma teman segeng ular dan geng madrasah.
Jason si besar, si cucunguk, jelek, gendut, nyebelin, tapi Snap ke mana-mana sama dia. Melakukan banyak hal dengan dia :( Dia bodoh. Diajak ke sawah, malah bikin kolam. Main bola, bolanya ga ketendang malah nendang angin. Giliran nendang bola, arahnya ke belakang. Giliran mengarah ke depan, nyangkut di net voli :( Dibawa naik motor, bikin ban motornya bocor. Snap sering banget ngomongin hal serius kayak penyuluhan, dokcil, tensi, laporan, tapi ga pernah serius :( Dia bilang aku makan kwaci kayak nenek, tapi dia minta kwacinya. Dia bilang mewarnai untuk orang yang kesepian, tapi dia ikutan mewarnai meskipun hasilnya sangat jelek. Dia mengkoleksi film tidak layak tonton untuk anak di bawah umur. Dia bisa manggil hujan dengan cara mencuci. Kontribusinya ketika piket masak hanya membeli saori. Dia suka pura-pura ga suka sama aku,padahal dia suka banget.
Rezha si pisang. Bukan hanya karena dia anggota geng pisang, tapi dia jadi kayak Papa aku (Pisang Goreng) waktu nganterin aku ke rumah sakit. Berkat teman main busanya yang hilang, kredibilitas Snap sebagai detektif kembali membaik. Snap berhasil menemukannya, di dalam kresek cucian Snap sendiri :( Kita penggemar Nikita Willy di kamar mandi. Rezha jago gitar, Snap jago nyanyi. Kita akhirnya bermusik bersama. Menyanyikan beralbum-album lagu Ada Band yang super racun. Rasanya ingin malam ini menciummu hingga lemas.
Johnny. Tidak punya foto berdua Johnny. Tapi itu Johnny kok. Dokter pintar yang selalu belajar ga kayak Jason :( Jago menggambar aku sukaaa. Si kepompong yang bisa tahan 24 jam berada di sudut ruangan. Anti matahari, kecanduan teknologi (?)
Geng madrasah, persekutuan antara geng ular dan geng teras depan.
Cica. Wanita cantik yang super pintar. Snap sebal dulu awal-awal sama kepintarannya, ya karena Snap bodoh-,,- Dia jago memasak dan tidur._.
Tari. Wanita sosialita yang selalu harum, sementara Snap bau karena jarang mandi. Tari suka tidur di kasur anti ngompol. Tari ini master matematika. Tari paling jago impersonate orang._.
Ajeng. Super galak, Snap dulu takut. Awalnya tidak bisa bercanda sama Ajeng, eh tahunya dia kalau tertawa terbahak-bahak. Satu geng penggemar Aice Semangka. Mweheheh.
Ini kita sedang di acara agustusan.
Yang pakai kerudung merah marun namanya Risa. Dia ibu negara yang sangat amat rajin. Selalu bangun pagi menggedor-gedor pintu kamar gudang ular. Suka bersih-bersih. Jago memasak.
Yang pakai kerudung biru itu Deta. Nasi uduk pakai telor sambalnya yang banyak. Tiada hari tanpa nasi uduk. Rambutnya pendek lucuu.
Yang di belakang pakai baju hitam itu Aghis. Suaranya baguss. Fotografernya Sukajadi. Aghis juga suka bangun pagi, gedar gedor pintu gudang. Dan dia selalu mandi paling pagi sepertinya.
Di sebelahnya ada Niti, si kipas angin pink. Si lesung pipi begitu dalam. Paling rajin ditengokin pacarnya (?)
Waktu acara perpisahan, Snap bernyanyi. Memang tidak sadar diri. Suara Snap sangat jelek, tapi pede banget bernyanyi. Waktu itu Snap bernyanyi berdua Ucup diiringi Ali. Ali si kordes. Yang selalu berada di baris paling depan buat memimpin kami, melindungi kami.
Ucup. Lelaki terjorok, menemani Snap sebagai wanita terjorok. Entah berapa hari dia ga ganti celana merah marunnya itu. Ucup selalu pede bernyanyi, meskipun nadanya ke mana, liriknya seinget dia. Kalau lihat Ucup, Snap melihat diri Snap sendiri tapi dalam wujud lelaki. Tapi hal itu tidak membuat kami dekat. Kami sering berantem. Karena dia supernyebelin, apalagi waktu dia mengutil nasi uduk Snap. Kesel ampe nangis :( Baru bisa memaafkan saat dia mau menemani Snap bernyanyi. Yeah!
Foto olahraga pertama dan terakhir. Kami memang pemalas :(
Yang pakai sarung itu Chandra. Dia suka dipanggil Pak Haji karena emang religius banget. Dia bapaknya Oka. Pemburu nyamuk dan lalat. Si kesepian. Supir segala macam mobil, dari avanza, kijang, hingga kolbak. Diidolakan anak-anak.
Sampingnya yang pakai jaket ada Dani. Si maniak gadget dan game. Ga ngerti kenapa dia bisa hidup hanya dengan bermain ponsel :(( Sering Snap marah-marahin tapi ga pernah marah balik. Marah dong harusnya!!!
Waktu agustusan, Snap ikut banyak kegiatan (?). Sepak bola sama ibu-ibu awalnya. Eh di tengah pertandingan, tabrakan sama ibu-ibu, jatoh sampai celana sobek. Dikerubungi sama warga. Mau nangis, ga jadi karena malu :(
Tapi seakan ga cukup, Snap ikut lomba lain. Lomba joget balon, tarik tambang sama bakiak. Dan di lomba bakiak Snap jatoh lagi. Lukanya makin besar :(
Malamnya, belum kerasa sakit. Snap masih bisa latihan drama musikal, joget joget gitu. Besoknya baru kerasa sakit banget. Untung ada Johnny yang mengobati. Ga kayak Jason yang malah doain supaya kena infeksi -,,-
Foto bersama Pemuda-pemuda Sukajadi yang baru Snap temui pas agustusan. Biasanya main sama anak kecil jadi ga tahu :(
Waktu tampil drama musikal. HUAKAKAKAK.
Geng ular dan geng kongsi. Dipersatukan oleh masker Rahma. Ini waktu perpisahan sama Rahma. Dia pulang duluan karena mau ke Korea. Huhu.
Sore terakhir di Sukajadi. Snap, Jason dan anak-anak kecil itu abis main bola. Udahan karena bolanya kena muka Snap. Rezha jadi wasit, tapi baru mulai udah kabur-,,- Eva, Yaya dan Tari jadi tim hore (?)
Malam terakhir di Sukajadi. Abis curhat-curhatan, award-awardan, dan surat-suratan.
Sukajadi telah membuat Snap suka sejadi-jadinya.
Biasa banget
BalasHapusINI PASTI UCUP. HHHHHHH
HapusTerharu ��������
BalasHapusRina bulattt parah baru baca.__. kangeeennn
Hapus