HUJAN, Kita Dan Mimpi Part 1
Di kala kau datang, aku masih saja disini, menunggumu untuk segera pulang. kau telah menjebakku hampir satu jam dan yang bisa aku lakukan hanya duduk disini sambil menuliskan beberapa kata diatas lembaran-lembaran putih ini. beberapa? aku rasa tidak, sudah banyak kata yang ku tuliskan, aku tak tau jumlahnya, kata itu tertulis begitu saja, menyusun sebuah kisah, kisah tentang Si Bodoh yang ta pernah di percaya, Si Jelek yang lebih jelek dari itik buruk rupa, kisahku, kisah yang pait. aku ta tau kapan kisahku berahir, kamu ta memberitaunya, kamu hanya bisa terus menerus memintaku menulis. aku juga ta tau bagaimana ahir dari kisahku ini, apakah happy ending sseperti dongeng cinderella yang sering ku dengar dulu sebelum masuk ke wahana mimpi, atau juga sad ending seperti film Titanic yang memisahkan 2 sejoli. entahlah, kau juga ta memberitau tentang hal itu.
"huh, sudah hampir 1 jam aku disini, hujannya malah makin deras" kataku lalu beranjak dari tempat duduk di halte
Sebuah mobil hitam berhenti di depanku, siapa dia? pasti dia hanya mau mencibirku
"ayo naik, hujannya makin deras" kata seorang laki2 sambil mebuka jendela mobilnya
"tidak, terimakasih, aku sedang menunggu bis" kataku sedikit berteriak karna hujan pasti akan mengalahkan suaraku jika aku bicara seperti biasa
"sampai kapan kamu akan menunggu disitu, hari sudah semakin malam, lebih baik kamu pulang bersamaku!" kata lelaki itu lagi
"apa tak merepotkan?"
"sudahlah, ayo!"
entah mengapa aku mau saja masuk kedalam mobil orang yang belum aku kenal. bukan, aku mengenalnya, ya, ta ada satu pun yg ta mengenalnya, Rio, laki2 tampan seorang ketua osis sekaligus bintang basket.
ta ada percakapan antara kami, mungkin dia malu berbicara denganku, orang yang aneh.
"stoppp...udah sampai disini saja" kataku
seketika supir Rio mengerem mobilnya
"memangnya sudah sampai?" tanyanya
"sebenarnya sih belum, tapi rumahku sudah dekat ko" jawabku
"loh, diluar kan masih hujan"
"cuma gerimis, lagian aku mau main dulu bersamanya, terimakassih atas tumpangannya" pamitku lalu keluar dari mobilnya. seperti yg ku bilang padanya, aku mau bermain dulu denganmu. haha, aku kan paling senang berlarian denganmu, membuat hatiku senang saja, walu kebanyakan kamu menyebalkan.
hujan, kau pertemukan kita
aku si Itik buruk rupa
dia sang pangeran matahari
##########
"non ify habis hujan-hujanan lagi ya? nanti nyonya marah non" kata bi surti
"biarinlah bi, toh dia ga peduli" kataku berlalu.
bukan hanya seorang itik buruk rupa, tapi aku juga gelandangan yang ta pernah di perhatikan, mereka sibuk mencari uang dan aku kesepian. Untung ada kamu hujan, buku catatan, pena bertinta hitam, dan laptop yang selalu menemaniku, yang selalu mau mendengar ssemua keluh kesahku meski kalian ta pernah memberiku solusi dari semua masalhku, bagiku mendengarkan saja cukup, ta perlu lebih.
****
aku menunggumu lagi, sambil mendengar gemericik tetesanmu di sekelilingku, berharap kamu beristirahat dulu, agar aku segera pulang, namun kau masih ingin menari nampaknya. aku menulis lagi, meneruskan kisah yang tiada ahir, seperti sinetron barangkali, tapi bedanya dalam sinetron pemeran utamanya mempunyai banyak sekali pemeran pembantu, sedangkan kisahku si pemeran utama yaitu aku ta punya siapa2, aku hanya sendiri.
"ayo pulang!" ajak dia, ya tepat sekali, aku bertemu dengannya lagi, di suasana yang sama
"apa tak merepotkan?" tanyaku
"kamu pikir tuhan merasa di repotkan saat dia menolong kita, tidak kan? jadi untuk apa aku merasa di repotkan saat menolong sesama" jawabnya.
"baiklah" aku lalu masuk ke mobilnya
lalu supirnya pun menancap gas mobil
"oh ya, kemarin kan kita belum berkenalan, aku Rio, namamu siapa?" tanyanya, ahirnya setelah lama membisu, dia bicara juga.
"aku Ify, kelas 12 ipa 1" jawabku
"aku kelas 12 ipa 2, tapi aku ta pernah melihatmu"
"tapi aku sering melihatmu kala kamu berpidato di depan banyak siswa dan saat kamu bertanding basket"
"haha, aku ta peka dengan sekelilingku" katanya " oh ya, hujannya kan deras banget, aku antarkan sampai rumahmu ya"
"apa..." belum selesai aku bicara, rio lalu menyambarnya, ah bagai petir saja
"jangan katakan kamu merepotkanku, pliisss jangan tolak aku" kata rio
Rio lalu benar2 mengantarkanku sampai rumah, taukah kamu, untuk pertama kalinya aku merasa ta peduli padamu walau hanya sebentar. karena kau tau sendiri kan, kau adalah sebuah magnet dan aku adalah sebuah besi yang lembek, kamu tau, aku akan tertarik olehmu, jadi aku ta bisa berlama-lama untuk ta peduli padamu
"sudah sampai" kataku
"itu rumahmu?"
"ya, aku sampai di rumah tepat saat hujan telah pulang, terimakasih untuk tumpangannya laagi." kataku lalu keluar dari mobilnya dan masuk kembali ke dunia kesendirianku.
hujan, kau pertemukan kami lagi
ta ada yang berubah
aku tetap itik buruk rupa
dia selalu sang pangeran matahari
##############
Keren!
BalasHapusBoleh dicopas tidak di blogku?
Nanti dicantumin link blog ini kok :)
iya,ceritanya keren. aku copy ke word ya biar mudah bacanya :) ngga dpublikasikan kok.
BalasHapusThanks banget ya! iya, boleh kok!
BalasHapuskaSin blog nya keren banget! Caranya biar gak bisa di copas gimana sih?
BalasHapusMakasih! ga tahu! aku dibuat kaya gitu sama temen! hehe
BalasHapus