Kalau begini jadinya, aku tidak ingin diberitahu akan seperti apa aku nanti. Tuhan, lindungi aku dari keadaan tahu ini!
***
Ify
melihat refleksi seorang gadis dalam cermin. Nampak sempurna dengan
balutan seragam sekolahnya. Lengkap dengan bletzer biru kotak-kotak
berenda. Rambutnya dibiarkan terurai. Kalung perak menjuntai menghiasi
lehernya. Apa yang kurang?
Coba perhatikan dari ujung
sepatu
Pages - Menu
▼
Senin, 27 Agustus 2012
Minggu, 26 Agustus 2012
HUJAN, Kita Dan Mimpi part 24
Satu
hari menuju kepindahan Keke. Semua semakin aneh saja. Keke yang belum mau
menceritakan penyebab mengapa ia berubah menarik dirinya dari dunia luar. Hanya
sekolah, setelah itu tak ada lagi. Keke menolak Gabriel yang memintanya untuk
kembali aktif dalam kegiatan ekskul musik. Sebaliknya, ia juga tak membiarkan dunia
luar menjamah harinya. Aku, Gabriel dan Agni yang hampir setiap hari
mengunjungi rumahnya tak pernah ia temui. Meminta sang mama atau pembantunya
untuk mengusir lembut kami. Ia tak ingin diganggu. Ia hanya ingin sendiri saat
ini.
Begitu
pun saat tadi siang ketika ia pulang sekolah.
Jumat, 17 Agustus 2012
HUJAN, Kita Dan Mimpi part 23
Keke
baru saja menjejakkan kaki di rumah. Gadis manis itu langsung dikejutkan oleh
suara isakan yang terhantar udara dari salah satu ruangan dengan pintu yang
setengah terbuka. Ia mendesah. Ini bukan kali pertama. Telah banyak isakan yang
tercipta di rumah mewah itu. dan salah seorang yang rutin menciptakan isakan
menyedihkan itu adalah orang yang sama dengan orang yang kini tengah menangis
sendirian di dalam ruangan bercahaya remang. Keke masuk dan menghampiri pemilik
tangis teriris itu. Wanita hebat yang telah membantunya untuk hadir dan
menikmati bagaimana mengagumkannya hidup. Keke duduk di samping wanita sendu
itu. Mengatakan “Mama” pelan.
Wanita yang dipanggil oleh Keke
dengan
Lebih Dari Plester part 12
Mulai berhitung. Satu. Dua. Tiga. Hingga tak berhingga.
Satu, untuk sepenggal masa lalu. Dua, untuk penggalan yang lainnya. Tiga, masih tetap sama. Tak berhingga, masa lalu itu sempurna terbaca. Akibatnya sudah dapat terkira. Tak berhingga, untuk pemahaman dari apa itu masa lalu, masa sekarang, dan masa yang akan datang.
***
Ify melipat kedua tangannya di depan dada. Celingak-celinguk mencari Rio yang tiba-tiba saja menghilang. Tadi, Ify kalah cepat oleh Rio ketika
Satu, untuk sepenggal masa lalu. Dua, untuk penggalan yang lainnya. Tiga, masih tetap sama. Tak berhingga, masa lalu itu sempurna terbaca. Akibatnya sudah dapat terkira. Tak berhingga, untuk pemahaman dari apa itu masa lalu, masa sekarang, dan masa yang akan datang.
***
Ify melipat kedua tangannya di depan dada. Celingak-celinguk mencari Rio yang tiba-tiba saja menghilang. Tadi, Ify kalah cepat oleh Rio ketika
Jumat, 03 Agustus 2012
Lebih Dari Plester part 11
Keduanya
mulai beraksi. Terjun ke jalanan dengan menggunakan baju yang sama. Medan utama
mereka adalah area lampu merah dengan target para pengguna jalan raya yang
tentu saja tengah berhenti. Mereka memberikan masing-masing satu plester
dinosaurus dan selembar brosur kepada setiap pengguna jalan. Brosur ajakan
untuk saling mengasihi antar sesama. Saling berbagi. Alangkah indahnya kalau
semua penghuni bumi dapat melakoninya. Dengan ketulusan hati dan kebijakan
diri.
Ify
bersemangat melakukannya. Menghampiri pesepeda motor. Memberikan plester dan
brosur. Memberikan senyuman termanisnya. Beralih pada yang lain. Mengetuk
jendela mobil. Sang empunya mobil membukanya secara perlahan. Langsung disuguhi
plester dinosaurus. Berterimakasih. Lantas berpindah pada mangsa-mangsa
lainnya. Begitu terus sampai satu jam ke depan. Tanpa lelah ia membagikan
plester-plester menggemaskan itu. Melupakan sejenak keterbatasan yang
bersemayam dalam tubuh mungil nan ringkihnya. Ify hanya ingin berbagi
kebahagiaan siang ini.
Awalnya
Gabriel setengah hati melakukannya. Buang-buang waktu dan tenaganya saja.
Begitu pikir Gabriel. Ia malas-malas membagikan plester. Senyum miring pula
yang ia suguhkan. Tanpa keikhlasan. Tapi melihat Ify yang begitu bersemangat
melakukan gerakan seribu plester dinosaurus yang menurutnya aneh itu, hati
Gabriel