Critical Eleven

Kamis, 11 Mei 2017

Critical Eleven


Terlalu banyak alasan untuk menonton film ini. Novelnya yang membuat gue jungkir balik jatuh cinta, kesal, marah, sedih dan jatuh cinta lagi. Deretan pemain keren: Reza Rahadian, Adinia Wirasti, Revalina S Temat, Hannah Al-Rasyid, Astrid Tiar, Hamish Daud, Refal Hady, Anggika, Widyawati, Slamet Rahardjo sampe Aci Resti. Sutradaranya, Monti Tiwa. Dan maka menontonlah gue.

Dalam dunia penerbangan, dikenal istilah Critical Eleven, yaitu sebelas menit paling kritis. Tiga menit awal penerbangan, delapan menit menuju pendaratan. Critical Eleven dalam konteks perkenalan adalah 3 menit awal saat kesan pertama terbentuk, dan 8 menit sebelum berpisah. Begitulah Ale dan Anya. Bertemu secara tak sengaja di penerbangan Jakarta-Sydney, melewati Critical Eleven dan kemudian mereka jatuh cinta lalu menjadi sepasang suami istri.

Critical Eleven mengisahkan perjalanan sepasang suami istri Ale (Reza) dan Anya (Adinia Wirasti) yang hangat dan penuh cinta. Suatu peristiwa akhirnya membuat hubungan mereka dingin dan saling mempertanyakan cinta itu sendiri.

Untuk film cinta-cintaan dengan durasi lebih dari dua jam, Critical Eleven jauh dari kata membosankan. Setiap momen, selalu menarik untuk disaksikan. Terlalu manis untuk dilewatkan.

Anya dan Ale begitu hidup dalam raga Asti dan Reza. Untuk akting, kayaknya gegabah aja gitu kalau sampai meragukan mereka. Gue nih ya, bisa rasain kesakitan Ale dan Anya sekaligus sampai-sampai gue ga bisa membela salah satu. Mereka punya kesakitannya tersendiri.

Selain hangat oleh cinta Ale dan Anya, keluarga Risjad pun tak kalah hangat. Favoritku Nino yang ga gede-gede. Wkwkwkkwkwkkw.

Kehangatan juga tercipta antara persahabatan Anya, Tara, Agnes dan Donny. Hamish sebagai Donny sangat lucu menggemaskan menyegarkan.

Tapi dari semua cast yang bermain sangat apik, favorit gue adalah Aci Resti sebagai Tini yang kerjaannya nyuguhin minuman doang :(( Semua cast dibebani kesedihan yang mendalam, tapi yg paling kuat dari semuanya adalah Tini. Dia angkat koper gede banget naik tangga tanpa kesulitan sedikit pun. Jadi, gue menyatakan diri sebagai #TeamTini

Jangan tanya apakah film ini bikin baper atau enggak. Gue sebenarnya malas sih menggunakan kata baper. Jadi gue akan menggantinya dengan kata terhanyut dan berempati. Anya nangis sesenggukan waktu ngobrol sama Tara Agnes, gue nangis. Anya di kolam renang, gue kedinginan ya ampun AC bioskop keterlaluan :(( Ale nangis, gue nangis. Ale lompat-lompat pake kolor, gue salah fokus ke bulu-bulu kalinya :((( Dwi Sasono muncul dengan serius, gue dan semua penonton malah ketawa. Salahnya di manaaa? :(((

Hahahhahaha. Ya intinya film ini keren lah gue suka. Sukaaa banget. Musik-musiknya bagus. Lagu Isyana masih terngiang-ngiang hingga sekarang.

8,5/10

0 Komentar :

Posting Komentar

Komentari