Butuh Doa

Kamis, 27 Oktober 2016

Butuh Doa


Suatu hari di kelas elektif kewirausahaan, dosen gue bilang "Kalian sudah punya pasangan belum?"

Beberapa menjawab sudah, kebanyakan belum. Gue adalah salah satu yang menjawab belum.

Lalu sang dosen bilang, "Ayo kalian cari pasangan dari sekarang! Jangan dulu lulus sebelum dapat pasangan! Nanti di klinik kalian ga akan ada waktu buat hal begituan."

Gue cuma ketawa. Segitunya emang?


Dua bulan terakhir, gue mulai nulis proposal skripsi. Berhubung dosen pembimbing gue lebih sering di RSGM Sekeloa Bandung (dan gue kuliah di Jatinangor), maka gue jadi lebih sering ke RSGM. Di sana gue melihat semua orang hidup dengan tempo yang cepat. Tak. Tak. Tak. Sangat sibuk.

Gue termenung. Ingat perkataan dosen gue waktu itu. Oke. Inikah saatnya gue mencari pasangan?

Dua puluh tahun gue hidup, berkali-kali mengagumi banyak lelaki, tapi kemudian biasa saja. Dua puluh tahun gue hidup, hanya dua kali gue benar-benar jatuh cinta. Terakhir, gue jatuh cinta sama sahabat gue sendiri.

"Lucky i'm in love with my bestfriend." Begitu lirik lagu yang gue dengar di mobil tadi sore di perjalanan pulang dari Bandung menuju Jatinangor. Gue merasa itu tidak berlaku untuk gue. Bagaimana gue bisa merasa beruntung jatuh cinta sama sahabat gue sendiri ketika  gue takut perasaan itu justru akan membuat gue kehilangan dia. So, 4 tahun gue simpan perasaan itu sendiri.

Beberapa bulan yang lalu, gue dan temen seangkatan baru menyelesaikan KKN. Mereka pulang dengan ceritanya masing-masing. Gue juga. Banyak cerita bodoh yang gue bawa. Sementara mereka membawa cerita cinta. Naksir ini, baper sama orang ini, patah hati sama orang ini. Gue ga bawa cerita tentang itu. Sempet gue tertarik sama salah satu temen KKN gue, tapi setelah pisah dan ga ketemu lagi, gue jadi biasa aja. Lupa aja gitu.

Sekarang, beberapa temen gue sedang sangat ngebetnya memiliki pasangan. Sementara gue sangat kalem. Berkali-kali temen gue menasehati agar gue membuka hati.  Tapi gue selalu mengelak dan bilang gue sangat enjoy hidup sendiri. Mereka bilang apa gue ga butuh orang yang selalu ada buat gue, menemani gue malakukan banyak hal. Untuk sekarang, serius deh, belum. Untuk nonton film, gue punya beberapa temen yang selalu bisa gue aja nonton apa pun genre filmnya (asal bukan film abal-abal). Dan, kalau pun mereka ga bisa, gue ga masalah nonton sendiri. Apalagi kalau teaternya sepi. Sangat happy kalau nonton sendiri dan sedikit.__. Untuk makan, gue lebih suka makan sendiri di rumah atau kosan. Jalan? Gue adalah orang yang kurang suka berjalan-jalan kalau tujuannya ga jelas. Hari libur sering gue pakai hanya untuk diam di rumah. Istirahat, kumpul sama keluarga. Curhat? Gue tidak terlalu suka curhat. Ga curhat ga bikin gue gila. Blog ini aja udah cukup.

Seminggu yang lalu, gue daftar untuk ikut sidang UP. Terus Pak Eong, staff SBA yang suka bercanda sama gue tapi dia sangat garing ngeledekin gue. "Waahhh daftar gelombang pertama! Kok ngebut sih ngerjain skripsinya? Udah ada calon ya! Bapak bangga! Akhirnya punya calon juga!"

Gue mendengus. "Calon apaan Pak? Tuh Jakarta tuh ada 3 pasang calon."

Gue sebal! Kenapa sekarang semua hal jadi mengarah ke situ. Tiap gue chat sama orang, baik cewek atau cowok pasti selalu mengarah ke sana. Ledekannya. ADUHHHHH SAMPAI SAKIT PERUT!

Atau memang udah waktunya? Gue juga tidak tahu! Nanti aja deh ya abis lulus mikirin itu!  Hahaha, doakan gue cepat lulus aja sekarang mah! Ga usah yang lain! Gue butuh banyak sekali doa! hehe,

0 Komentar :

Posting Komentar

Komentari