Sabtu Bersama Bapak
Dari lima film Indonesia yang tayang di libur lebaran, gue memilih untuk menonton Sabtu Bersama Bapak. Selain karena ada dua aktor favorit gue: Arifin Putra si ganteng tiada tara dan Acha Septriasa, ada si pemilik suara paling romantis abad ini; Abimana._., gue nonton Sabtu Bersama Bapak karena merasa film ini paling cocok sama gue. Bukan karena gue yang kebapakan, tapi karena gue orangnya keluarga banget dan film film keluarga begini yang gue suka. Jadi ya film ini harus gue tonton.
Dari trailer yang sering banget ditayangin di tv, gue mengira film ini akan bikin gue nangis kejer. Tapi apa yang terjadi di studio?????? Snap terbahak-bahak, bahkan ketika scene sedih dan menegangkan. Ya allah kenapa ya? :(
Film dibuka dengan Mama (Ira Wibowo) yang lagi nangis sambil iris-iris sesuatu. Sempat muncul kecurigaan dia menangis karena lagi ngiris bawang._. Ternyata dia lagi ngiris cabai. (INI APA SIH???). Ternyata dia menangis karena Bapak (Abimana) divonis kanker. Ga mau menghilang begitu saja dari kehidupan istri dan dua anaknya, Satya (Arifin Putra) dan Cakra (Deva Mahenra), Bapak membuat banyak rekaman berisi nasehat nasehat untuk mereka tonton setiap hari sabtu. Bayangkan berapa banyak video yang dia buat? Narsis juga nih si Bapak._.
Film berlanjut ke kehidupan Satya dan Cakra dewasa. Satya menikah dengan Risa (Acha Septriasa) dan tinggal di Paris bersama dua anaknya, sedangkan Cakra bekerja di Jakarta. Ada hal yang sangat berbeda antara kehidupan Satya dan Cakra. Satya hidup dengan rencana-rencana masa depan bersama istri, sedangkan Cakra hidup menjomblo dan harus tegar mendapat bullyan dari anak buahnya. Suasana berbeda dimunculkan dari kehidupan keduanya. Ketegangan selalu muncul dalam kehidupan Satya dan Risa. Satya yang ingin seperti Bapak, tapi Risa ga bisa seperti Mama meskipun dia sudah berusaha. Akting Acha dan Arifin harus banget diacungi jempol. Apalagi waktu mereka berantem. Babang Ipin galak banget :((. Meskipun sedih, tapi Snap ga bisa menangis karena selalu salah fokus sama dua anaknya Satya dan Risa. Kenapa pilih mereka berdua sih? Mukanya ga mirip juga sama Acha atau Arifin. Dan mana mereka ekspresinya datar terus. Udah gitu, Miku, si adik yang keriting dia ga kebagian ngomong -,,-. Dia di sana hanya jadi pelengkap dengan baju spiderman andalan dia._.Snap paling suka waktu Satya ketemu sama Bapak dan berantem sama Bapak di mimpi.
Untungnya, ada kehidupan Cakra sebagai penyeimbang. Jadi ga melulu sedih, berantem nangis. Cakra bersama Firman (Ernest Prakasa) dan Wati (Jennifer Arnelita) sukses bersatu padu menghasilkan tawa. Mereka lucu banget! Apalagi Cakra yang grogi pas mau ngedeketin Ayu (Sheila Dara Aisha). Selain bareng Firman dan Wati, Cakra juga lucu waktu sama bunga (ini harus nonton biar ngerti). Hahahaha.
Sebenarnya, ada beberapa hal yang bikin Snap salah fokus. Contohnya, pemandangan (?) Paris dari atas. Itu kenapa gambarnya jelek ya? Curiga diambil pake kamera hape (KENAPA SUUDZAN TERUS SNAP? :((). Selain itu juga film ini keSabtu Bersama Bapak-annya agak kurang._. (Apa sih ah elahh). Tapi acungan jempol untuk penata rias (?) yang sudah membuat Ira Wibowo terlihat muda dan cocok sama Abimana, lalu jadi tua dan pantas menjadi ibu untuk Arifin Putra dan Deva Mahenra. Dan punya cucu yang salah satunya adalah spiderman._.
8 dari 10 untuk film ini.
Btw, film Sabtu Bersama Bapak ini quoteable (?) banget. Beberapa yang Snap inget dan gue suka adalah:
"Saya butuh kamu! Tapi saya ga butuh kamu sesempurna bapak kamu!" -Risa.
"Hidup memang harus direncanakan. Tapi kamu jangan lupa kalau kamu hidup di masa sekarang." -Bapak.
"Melengkapi itu bukan tugas pasangan. Itu tugas kita sendiri. Untuk menjalin sebuah hubungan, dibutuhkan dua orang yang sama-sama kuat." -Cakra, tapi itu dia kata Bapak._.
"Ga rindu saya? | Ada ga kata lain yang lebih dari rindu? | Ga ada | Kalau gitu saya ga bisa jawab." -Bapak dan Mama di dapur sambil ngiris cabai._.
"Waktu anak-anak, kita ga nyusahin orang tua. Pas jadi orang tua, kita ga nyusahin anak." -Bapak.